“Satu moment bisa menorehkan banyak memori. Moment bersama keluarga, sahabat, dan alam…”
Kali ini jejak-jejak kakiku mendarat ke salah satu pulau di Banyuwangi, yaitu Pulau Merah atau Red Island. Bukan hanya jejak kakiku, tapi jejak kaki para sahabatku juga siap melukis cerita di atas pasir-pasir sepanjang pantai di pulau itu. Perjalanan panjang Malang-Probolingo-Bondowoso-Banyuwangi yang diwarnai panas dan hujan lebat akhirnya terbayar oleh keindahan Pulau Merah. Suasana di Pulau itu sangat mirip dengan suasana di Pantai Kuta Bali, 11:12 lahh hehe..
Menyusuri sepanjang pantai di Pulau Merah rasanya tidak lengkap tanpa mengabadikan setiap view atau moment yang kita temui bersama sahabat. Menyentuh lembutnya pasir dan hewan-hewan pantai yang berlarian di atasnya. Semakin sempurna jika kita menuliskan kata-kata indah atau nama seseorang yang kita sayang atau yang sedang kita rindukan di atasnya, dan mengabadikannya lewat lensa. So sweet bukan? Coba saja, Hehe..
Sebuah pesan kerinduan dalam aksara China di atas pasir pantai
Aku dan sebuah nama dalam aksara China yang terukir di atas pasir pantai di Pulau Merah.
Di ujung pantai kita akan menjumpai setumpuk bebatuan besar yang selalu tegar dihantam oleh kerasnya deburan ombak. Sangat puitis sekali harmoninya bila kita memakai insting alam kita dengan baik. Tapi awas, bebatuan itu berlumut dan bergigi tajam, jadi dianjurkan memakai alas kaki ketika mau bernarsis-narsisan di atasnya.
Dua pengurus G-Phoc tengah bertengger di salah satu batu besar di ujung pantai. Hoho..
Aku dan para sahabatku mengabadikan moment kebersamaan di salah satu batu besar berlatar Pulau Merah yang imut. Keren kan…
Lelah menyusuri pantai, kita bisa beristirahat dengan duduk-duduk santai di lincak-lincak yang sengaja disediakan para pengelola pantai di bawah pohon-pohon bakau, atau berayun-ayun di ayunan yang menggantung di beberapa pohon sepanjang pantai. Free alias bebas sewa. Di situ, kita juga bisa melepas dahaga dan lapar dengan perbekalan yang kita bawa, atau memesan es kelapa muda seharga 6000 rupiah saja. Lengkap sudah santai kayak dipantai-nya, hehe
Sebuah ayunan yang disedikan oleh pengelola Pulau Merah untuk para pengunjung.
Disedikan juga lincak-lincak atau tempat duduk dari kayu di bawah pepohonan bakau di sepanjang pinggiran pantai.
Para sahabat melepas dahaga dengan memesan es kelapa muda dan segelas kopi di salah satu warung yang ada di pinggiran pantai.
Atau kalau mau tempat istirahat yang lebih elit, kita bisa menyewa salah satu tempat berjemur ala bule seharga 20 ribu perjam. Tidak murah memang, tapi kita bisa bersantai di pinggir pantai ala bule-bule di pantai Kute Bali, hehe. Sembari bersantai menikmati permainan surfing para peselancar local maupun asing yang berusaha menaklukkan ganasnya ombak atau sekedar berkelakar bersama sahabat, sembari menunggu matahari turun tepat pukul 4 sore. Saat itu air laut akan surut dan kita bisa menyeberang menuju pulau kecil yang bentuknya lucu bagai…hanya dengan berjalan kaki. Meski air laut hanya sebatas lutut, waspada tetap perlu, dianjurkan ketika menyeberang tetap saling berdekatan dengan para sahabat untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan.
Di pulau yang dikelilingi batuan cadas itu, kita bisa bermain dengan hewan-hewan laut seperti kerang, babi laut beraneka warna, cacing-cacing laut, udang-udang laut, dan hewan jenis lainnya yang mudah sekali kita jumpai. Namun hati-hati saat bertemu para babi laut itu, duri-durinya yang tajam mengandung racun yang sangat berbahaya apabila mengenai kulit kita.
Para sahabat tengah bermain dengan para hewan laut aneka rupa yang mencoba bersembunyi di antara bebatuan.
Akhir dari semua moment bersama sahabat di Pulau Merah ini perlu ditutup dengan mengunjungi toko-toko penjual oleh-oleh souvenir khas Pulau Merah yang ada di sepanjang pantai, agar liburan berasa happy ending, hehe. Ada berbagai souvenir yang dijual seperti kerajinan dari kerang, gelang dan kalung dari manik-manik, miniature kapal-kapal nelayan khas Banyuwangi, patung-patung hewan seperti luak yang konon kulitnya asli dari binatang itu sendiri yang telah dikeringkan dan diawetkan, kasihan ya luaknya dikulitin, hiks hiks..
Usai sudah satu moment berharga bersama para sahabat di Pulau Merah ini. Moment kebersamaan adalah segalanya di atas segala moment, yang akan selalu terpatri indah dalam ingatan. I would love to visit here again with you guys…! #big hug
Keluarga besar G-Phoc di atas bebatuan di ujung pantai di Pulau Merah.
Keluarga Besar G-PHOC Malang.
Article written by Yuni
Kamis, 23 April 2015
Satu Moment di Pulau Merah Banyuwangi
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar