Kamis, 24 November 2016

GPHOC IKUTI JFMI IX CIREBON

Jambore Fotografi Mahasiswa Indonesia (JFMI) merupakan ajang silaturahmi antar komunitas/organisasi fotografi mahasiswa seluruh Indonesia, tempat saling berbagi ilmu fotografi serta saling mengenal budaya dan kekhasan dari suatu daerah yang terpilih menjadi tuan rumah JFMI. JFMI telah terlaksana di 8 kota yaitu Yogyakarta, Bandung, Malang, Surabaya, Lombok, Lampung, Makasar, dan Solo.
Memasuki JFMI ke – 9 tahun 2016 Cirebon sebagai tuan rumah merupakan bentuk kepercayaan dari seluruh komunitas/organisasi fotografi mahasiswa Indonesia pada saat Musyawarah Nasional Forum JFMI 8 Kota Solo. Terpilihnya kota Cirebon sebagai tuan rumah JFMI 9 merupakan ajang untuk mempromosikan kebuayaan serta pariwisata yang di miliki Cirebon dan sekitarnya dalam kancah nasional, serta bentuk kesiapan dari Kelompok Studi Mahasiswa (KSM) KLISE Fotografi Unswagati Cirebon selaku pelaksana kegiatan ini.
Mengangkat tema “Diversity Shines Here” yang artinya keberagaman bersinar di sini. Secara geografis Kota Cirebon berada pada 6’41 LU 10’33’ BT / 6,683′ LU 108,55′ BT atau dipesisir pantai utara Jawa. Dengan luas hanya 37,38 Km2 Kota Cirebon berbatasan langsung dengan Kabupaten Cirebon, Kuningan, Majalengka dan Indramayu. Terdapat perbedaan kontur yang signifikan pada lima wilayah pada satu karisidenan ini. Sejarah berdirinya Cirebon berperan besar terhadap perkembangan kebudayaan dan tradisi yang masih bertahan hingga kini. Keanekaragaman itu pula yang menjadikan Cirebon bermukim berbagai etnis seperti Jawa, Sunda, Tiong Hoa, India, Arab dan lainnya. Keanekaragaman yang berpadu indah dalam wujud budaya tradisi dan kehidupan masyarakatnya. Bahkan, ada dua bahasa daerah pokok yang digunakan masyarakat untuk berkomunikasi sehari-hari yakni: Bahasa Cirebon dan Bahasa Sunda
Ketua Panitia kegiatan, M. Khasbie Fikri menerangkan, dalam pelaksanannya agenda kegiatan tidak hanya menggelar acara seremonilal semata melainkan di dalamnya juga diisi dengan pendalaman materi tentang ilmu fotografi. Pihaknya, kata Fikri, sengaja mendatangkan dua orang pemateri dari kalangan fotografer senior asal Jakarta yakni Setiadi Darmawan yang ahli dalam bidang fotografi pariwisata dan budaya Indonesia serta Ray Bachktiar yang ahli dalam bidang fotografi eksperimental.
“Ratusan peserta yang datang ke sini dari berbagai kampus. Bukan hanya kampus yang ada di Pulau Jawa saja, melainkan dari Sulawesi, Sumatera, Kalimantan, Maluku serta Ternate, juga turut hadir dalam agenda tahunan ini.
Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Klise fotografi Universitas Unswagati, tahun ini berkesempatan menjadi tuan rumah dalam kegiatan Jambore Fotografi Mahasiswa Indonesia (JFMI) ke-9 tahun 2016, yang dihelat pada 18-20 Oktober 2016.
JFMI sendiri merupakan sebuah wadah silaturahmi komunitas fotografi dari seluruh kota di Indonesia. Terpilihnya Cirebon sebagai tuan rumah atas hasil musyawarah nasional pada ajang JFMI ke-8 di kota Solo.“Berdasarkan hasil voting dan akhirnya banyak yang memilih Cirebon sebagai tuan rumah JFMI ke-9,” ucap Muhammad Khasbi Fikri, selaku ketua pelaksana JFMI ke-9. Ia juga memaparkan, untuk pelaksanaan nantinya akan diisi oleh berbagai kegiatan seperti workshop, hunting bersama, lomba foto hingga pentas seni akan mengisi kegiatan yang akan berpusat di gedung kesenian Nyi mas Rarasantang Kota Cirebon.
“Hari pertama kita workshop pembekalan materi fotografi untuk perlombaan yang akan dilaksanakan di keraton kasepuhan. Setelah itu kami akan menuju Gua Sunyaragi menyaksikan pentas seni seperti tari topeng, ronggeng bugis, dan sintren,” lanjut Khasbi.
Selain mengambil spot di Cirebon, ia pun memaparkan, untuk hari kedua para peserta akan diajak ke pabrik genteng jatiwangi untuk hunting foto story, melihat dari awal proses pembuatan genteng hingga jadi. Dilanjut dengan penampilan pentas seni dari Hanyaterra, salah satu band indie asal Jatiwangi yang bermain musik menggunakan genteng.
Untuk hari ketiga, pada closing ceremony, para peserta akan diajak mengunjungi pusat oleh-oleh batik trusmi dan hiburan berenang di hotel Apita Cirebon.
Pembukaan JFMI diisi oleh acara workshop fotografi yang bertema “Kolase Budaya Cirebon” dengan pemateri Ray Bachtiar Drajat dan Setiadi Dharmawan. Acara JFMI ke-9 ini, diisi dengan acara hunting foto di Keraton Kasepuhan dan pabrik genteng Edi Jaya Majalengka. Selain itu, ada juga pentas seni di Gua Sunyaragi dengan menampilkan Seni Tari khas Cirebon.
Peserta yang menghadiri acara JFMI ke-9 ini berasal dari klub fotografi mahasiswa di tiap-tiap Universitas dari berbagai daerah di Indonesia, seperti dari Lampung, Bangka Belitung dan Medan.“Yang hadir baru 370 orang dan itu baru sementara, ada beberapa orang lagi 100 orang ada itu dari Jakarta sama Makasar. Iya di Univeristas yang ada UKM (Unit Kegiatan Mahasiswa) fotografi,” ujar M. Khasbie selaku Ketua Pelaksana kepada
Kegiatan tahunan yang tujuan utamnya yakni guna mempererat tali silaturahmi antar komunitas fotografi mahasiswa se Indonesia itu kali ini digagas oleh Kelompok Study Mahasiswa (KSM) Fotografi ‘Klise’ Unswagati Cirebon.

0 komentar:

Posting Komentar